Nama     : Ni Luh Putu Salianti Reiska Dewi
No          : 31
Kelas      : XI MIPA 1


KOLOID

Secara makroskopis campuran antara susu instan dengan air tampak homogen. Susu larut tetapi larutan tidak bening, melainkan keruh. Jika didiamkan campuran ini tidak memisahdan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen.Akan tetapi ,jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran ini disebut koloid. Ukuran partikel koloid berkisar antara 1 nm – 100 nm. Jadi, koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan sistem dua fase. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium dispersi.

1.     Ditinjau dari ukuran partikelnya, tunjukkan perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi.

HAL

LARUTAN

KOLOID

SUSPENSI

Kestabilan

Stabil

Stabil

Tidak stabil

Fase

Satu fase

Dua fase

Dua fase

Ukuran terdispersi

<10-7 cm

10-7-10-5 cm

>10-7 cm

Dapat disaring

Tidak dapat disaring

Dapat disaring dengan kertas ultra

Dapat disaring dengan kertas ultra

Homogen/heterogen

Homogen

Tampak homogen, dengan mikroskop ultra tampak heterogen

Heterogen


2. Jenis koloid,lengkapi daftar berikut ini :

NO

 

Fase

 

Fase

 

Nama

 

Contoh

 

 

 

Terdispersi

 

Pendispersi

 

Koloid

 

 

 

1

 

padat

 

gas

 

Aerosol Padat

Asap, debu di udara

2

 

padat

 

cair

 

Sol

Cat, Tinta, Lotion

3

 

padat

 

padat

 

Sol Padat

Perunggu, Baja

 

 

 

 

 

 

 

 

4

 

cair

 

gas

 

Aerosol Cair

Kabut, Awan

5

 

cair

 

cair

 

Emulsi Cair

Susu, Santan

6

 

cair

 

padat

 

Emulsi Padat

Keju, Mentega, Jeli

 

 

 

 

 

 

 

 

7

 

gas

 

cair

 

Busa/Buih

Buih Sabun/sampo

8

 

gas

 

padat

 

Busa Padat

Batu Apung, Busa jok

 

 

 

 

 

 

 

 

 

    3. Nyatakanlah jenis koloid berikut (tergolong sol,emulsi, atau yang lainnya).

a.     Kabut : Aerosol Cair

b.     Lem kanji : Sol

c.     Cat : Sol

d.     Tinta : Sol

e.     Mutiara : Emulsi Padat

f.      Batu apung : Busa Padat

g.     Air susu : Emulsi Cair

h.     Air sungai : Sol

i.      Minyak ikan : Emulsi Cair

j.      Air sabun : Buih


A. EFEK TYNDALL

        a. Apakah yang dimaksud dengan efek Tyndall ?

Jawab : Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel    koloid.

b.                 bBagaimanakah sifat koloid terhadap cahaya?

Jawab : Koloid akan menghamburkan cahaya ke segala arah apabila partikel berupa ion dalam sistem koloid berukuran cukup besar. Namun apabila partikel ion berukuran terlalu kecil, maka koloid tidak dapat memantulkan cahaya.

      c. Bagaimanakah membedakan larutan sejati dari sistem koloid?

Jawab : Dapat dilakukan dengan cara menyinari larutan dengan cahaya. Apabila cahaya terhambur, merupakan koloid. Namun, apabila merupakan larutan, maka cahaya akan diluruskan.              

      d. Sebutkan beberapa contoh efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab :

1.     Sorot lampu mobil pada malam hari saat ada debu, asap, atau kabut.

2.     Sinar matahari yang melalui celah daun.

3.     Terjadinya warna biru pada siang hari.

4.     Terjadinya warna merah/jingga di langit saat matahari terbenam.


B. KOAGULASI KOLOID

  1. apakah yang dimaksud dengan koagulasi?

Jawab : Koagulasi/penggumpalan adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersi.

  1. Apa yang menyebabkan peristiwa koagulasi?

Jawab : Hilangnya kestabilan untuk mempertahankan partikel agar tetap tersebar di medium pendispersi.

  1. Bagaimana proses terjadinya koagulasi?

Jawab :

·       Koagulasi kimiawi dapat terjadi akibat:

a.       Percampuran koloid beda muatan

Menyebabkan koloid saling menetralkan satu sama lain dan menggumpal.

b.       Penambahan elektrolit

Elektrolit dapat menetralkan koloid dan menyebabkan koagulasi. Koagulasi terjadi bila koloid positif ditambah elektrolit yang lebih negatif, dan koloid negatif ditambah elektrolit yang lebih positif.

·       Koagulasi mekanik dapat terjadi dengan cara menaik-turunkan suhu dan pengadukan sistem koloid.

  1. Apakah muatan sol Fe(OH)3 dengan  sol As2S3?

Jawab :

·       Koloid Fe(OH)3 (positif), mudah terkoagulasi jika ditambahkan H2SO4 atau Na3PO4 dibanding HCl atau NaBr.

· Koloid As2S3 (negatif), mudah terkoagulasi jika ditambahkan BaCl2 dibanding NaCl.

  1. Sebutkan beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab :

·       Delta terbentuk akibat tanah liat terkoagulasi ketika bercampur dengan air laut.

 ·     Asap pabrik digumpalkan dengan alat koagulasi listrik Cottrel.

·       Penjernihan air dengan penambahan tawas (K2SO4Al2(SO4)3)

·       Proses pendinginan santan


C. ELEKTROFORESIS

  1. apakah yang dimaksud dengan elektroforesis?

Jawab : Peristiwa pergerakan partikel kloid menjadi elektrode di bawah pengruh medan listrik.

  1. Apa yang menyebabkan peristiwa elektroforesis?

Jawab : Adanya pengaruh medan listrik karena penyerapan ion pada permukaan koloid.

  1. Bagaimana proses terjadinya elektroforesis?

Jawab : Elektroforesis dapat terjadi dengan memberi medan listrik di sekitar koloid.

a. Koloid positif akan bergerak ke katoda atau elektroda negatif.

b. Koloid negatif akan bergerak ke anoda atau elektroda positif

  1. Sebutkan beberapa contoh elektroforesis dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab :

·       identifikasi DNA manusia

·       penyaring kotoran debu pada industri pabrik.


D. DIALISIS

  1. apakah yang dimaksud dengan dialisis?

Jawab : Suatu proses penghilangan ion-ion pengganggu kestabilan koloid.

  1. Apa yang menyebabkan peristiwa dialisis?

Jawab : Adanya ion-ion pengganggu kestabilan koloid.

  1. Bagaimana proses terjadinya elektrolisis?

Jawab :

1) Sistem koloid dimasukkan ke dalam kantong koloid yang bersifat semipermeabel.

2) Kantong koloid lalu diberi atau dimasukkan ke tempat yang terdapat air yang mengalir.

3) Air yang mengalir membawa ion-ion pengganggu dan molekul sederhana namun tidak membawa partikel-partikel koloid.

  1. Sebutkan beberapa contoh dialisis dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab :

·       Proses filtrasi darah oleh ginjal yang menyaring darah dengan tidak meloloskan sel-sel darah dan protein darah.

 · Proses dialisis darah (cuci darah) bagi penderita gagal ginjal.


E. GERAK BROWN

  1. apakah yang dimaksud dengan gerak brown?

Jawab : Gerakan partikel partikel kloid yang selalu bergerak terus menerus dan secara acak.

  1. Apa yang menyebabkan peristiwa gerak brown?

Jawab : Adanya tumbukan tak setimbang antara partikel terdispersi dengan pendispersi.

  1. Bagaimana proses terjadinya gerak brown?

Jawab : Proses terjadinya gerak brown dipengaruhi oleh ukuran partikel dan suhu. Apabila ukuran partikel kecil dan suhu tinggi, maka gerak brown semakin cepat. Namun, apabila ukuran partikel besar dan suhu rendah, maka gerak brown lambat.

  1. Sebutkan beberapa contoh gerak brown dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab :

1.    gerakan debu yang terlihat pada seberkas sinar

2.    gerakan partikel pada susu ketika terkena berkas cahaya


F. ADSORPSI

  1. apakah yang dimaksud dengan adsorpsi?

Jawab : Peristiwa penyerapan suatu zat sehingga partikel- partikel zat tersebut menempel pada bidang menempel pada bidang penyerapan.

  1. Apa yang menyebabkan peristiwa adsorpsi?

Jawab : Adanya gaya tarik molekul- molekul pada permukaan adsorban.

  1. Bagaimana proses terjadinya adsorpsi?

Jawab : Partikel koloid mampu menyerap molekul netral atau ion-ion pada permukaannya. Ketika partikel koloid menyerap ion bermuatan, ion-ion tersebut akan menempel pada permukaannya dan partikel koloid tersebut menjadi bermuatan.

  1. Sebutkan beberapa contoh adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab :

1.     Adsorpsi koloid humus oleh koloid tanah liat

2.     Pewarnaan serat sutra

3.     Proses pemutihan gula pasir

4.     Pembersihan kotoran dengan sabun


E

B

T

A

B

U

I

H

A

A

N

A

M

B

U

I

H

P

A

D

A

T

R

I

U

R

A

N

I

U

M

B

E

B

A

S

L

E

T

P

A

R

R

A

R

O

S

O

S

I

S

T

E

M

N

A

O

S

I

L

I

D

O

L

E

M

U

L

S

I

A

P

P

E

L

E

B

U

R

N

O

R

S

A

A

M

P

E

L

T

R

I

L

O

A

D

D

A

M

P

E

R

S

I

C

A

S

A

A

E

R

O

S

O

L

P

A

D

A

T

T

E

R

I

S

P

E

R

I

K

A

L

R

O

B

I

N

A

K

O

R

S

I

N



NO

NAMA KOLOID

FASE TERDISPERSI

FASE PENDISPERSI

CONTOH

1

Buih

Gas

Cair

Buih sabun/sampo

2

Buih padat

Gas

 

Padat

 

Batu apung, Busa jok

3

Emulsi padat

Cair

Padat

Keju, Mentega, Jeli

4

Sol padat

Padat

Padat

Perunggu, Baja

5

Emulsi

Cair

Cair

Susu, Santan

6

Aerosol padat

Padat

Gas

Asap, debu di udara

7

Sol

Padat

Cair

Cat, tinta, lotion

8

Aerosol Cair

Cair

Gas

Kabut, Awan


LARUTAN PENYANGGA

1.     Apakah yang dimaksud larutan buffer?

Jawab : Larutan buffer atau penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pH tertentu

 

2.     Campuran yang bagaimana yang dapat menghasilkan larutan buffer?

Jawab : Larutan buffer dapat dihasilkan dari larutan asam lemah +garam konjugasinya (buffer asam) dan larutan basa lemah +garam konjugasinya (buffer basa)

 3.  Dari campuran berikut ini, mana yang menghasilkan larutan buffer?
  1. Campuran 100 mL HCN 0,1 M  +  10 mL NaCN 0,1 M

Campuran a merupakan buffer asam karena terdiri dari HCN (asam lemah) dan NaCN sebagai basa konjugasinya. Mol dan koefisien dari kedua zat juga sama.

 

  1. Campuran 100 mL CH3COOH 0,1 M  +  100 mL KOH 0,1 M

Mol CH3COOH = MXV

             = 100 mL x 0,1 M

             =  10 mmol

Mol KOH       = MXV

         = 100 mL x 0,1 M

          =  10 mmol

 

Campuran antara CH3COOH dan KOH akan bereaksi habis atau terjadi hidrolisis garam. Sehingga campuran b bukan buffer.

 

  1. Campuran 20 mL CH3COOH 0,1 M  +  10 mL NaOH 0,5 M

Mol CH3COOH = MXV

             = 20 mL x 0,1 M

             =  2 mmol

Mol NaOH    = MXV

         = 10 mL x 0,5 M

          =  5 mmol

 

 


 

 


CH3COOH + NaOH          →                    CH3COONa + H2O

M

2 mmol           5 mmol                                    -                   -

2 mmol           2 mmol                                 2 mmol       2 mmol

R

S

    -                  3 mmol                                  2 mmol      2 mmol

 

Larutan c bukan merupakan larutan buffer, melainkan larutan basa.

 

 

  1. Campuran 10 mL HCl 0,5 M  +  20 mL NaCl 0,1 M

Mol HCl        = MXV

         = 10 mL x 0,5 M

         =  5 mmol

Mol NaCl      = MXV

         = 20 mL x 0,1 M

         =  2 mmol

 


HCl + NaCl = NaH- + Cl2

Merupakan reaksi hidrolisis, jadi campuran d bukan buffer.

 

 

  1. Campuran 100 mL CH3COOH 0,1 M  +  100 mL NH4Cl 0,1 M

Mol CH3COOH   = MXV

               = 100 mL x 0,1 M

               =  10 mmol

Mol NH4Cl     = MXV

         = 100 mL x 0,1 M

         =  10 mmol


 


Mol dan koefisien dari kedua zat sama, namun NH4Cl bukan garam konjugasi dari CH3COOH. Jadi campuran e bukan merupakan buffer.

 

  1. Campuran 10 mL NH4OH 0,1 M  +  30 mL (NH4)2SO4 0,1 M

Mol NH4OH         = MXV

               = 10 mL x 0,1 M

               =  1 mmol



 


NH4OH   + (NH4)2SO4                                (NH4)2SO + NH4SO4

M

1 mmol          3 mmol                                           -                   -

1 mmol          1 mmol                                     1 mmol       1 mmol

R

S

    -                 2 mmol                                     1 mmol      1 mmol

 

Larutan f  merupakan buffer  basa, karena terdiri dari basa lemah dan garam konjugasinya.

 

  1. Campuran 10 mL NH4OH 0,5 M  +  20 mL HNO3 0,1 M

Campuran G merupakan larutan penyangga basa, karena mol basa lemah lebih banyak dibandingkan garam konjugasinya pada perbandingan koefisien yang sama.

 

  1. Campuran 100 mL NH4OH 0,1 M  +  50 mL H2SO4 0,1 M

Mol NH4OH        = MXV

               = 100 mL x 0,1 M

               =  10 mmol

Mol H2SO4          = MXV

               = 50 mL x 0,1 M

               =  5 mmol



Campuran H merupakan larutan penyangga basa, karena mol basa lemah lebih banyak dibandingkan garam konjugasinya pada perbandingan koefisien yang sama.

 

  1. Campuran 100 mL NaOH 0,5 M  +  100 mL HCl 0,1 M

Mol NaOH          = MXV

               = 100 mL x 0,5 M

               =  50 mmol

Mol HCl               = MXV

               = 100 mL x 0,1 M

               =  10 mmol

 


Campuran I bukan merupakan buffer, karena asam kuat (HCl) dan basa kuat (NaOH) bereaksi.

 

j.      J. Campuran 100 mL NH4OH 0,1 M  +  50 mL HCl 0,05 M

Mol NH4OH       = MXV

               = 100 mL x 0,1 M

               =  10 mmol

Mol HCl               = MXV

               = 50 mL x 0,05 M

               =  2,5 mmol


 

 


NH4OH    +     HCl                                       NH4Cl       +      H2O

M

10 mmol         2,5 mmol                                    -                       -

2,5 mmol        2,5 mmol                               2,5 mmol        2,5 mmol

R

S

      -                7,5 mmol                               2,5 mmol        2,5 mmol

 

 

 

Campuran J merupakan larutan penyangga basa, karena mol basa lemah lebih banyak dibandingkan garam konjugasinya pada perbandingan koefisien yang sama.

 

 

4. Sebanyak 50 mL larutan asam asetat 0,1 M dicampur dengan 20 mL larutan kalsium hidroksida 0,1 M.  Tentukan pH larutan-larutan itu sebelum dan sesudah dicampurkan.     Ka asam asetat = 1 x 10-5.

Jawab :

-       Dik : V CH3COOH = 50 mL

         V Ca(OH)2 = 20 mL

         M CH3COOH = 0,1 M

         M Ca(OH)2 = 0,1 M

-       Dit : a. pH larutan sebelum dicampur

        b. pH larutan sesudah dicampur

-       Dij :

a. pH larutan sebelum dicampur

[H+]        =   √Ka x Ma

   =     √1x10-5 x 0,1

   =       √1x10-6

               =    1 x 10-3

pH          =    -log [H+]

     =    -log 1 x 10-3

   =    3-log 1

pH          =    3

 

[OH-]   =   x x Mb

            =   2 x 0,1 M

            =   0,2

POH    =   -log [OH-]

            =   -log 0,2

POH    =   1-log 2

pH       =   14 – POH

            = 14-(1-log 2)

pH       = 13 -log 2

 

 


b.    
pH larutan sesudah dicampur

Mol CH3COOH = MXV

               = 50 mL x 0,1 M

               =  5 mmol

Mol Ca(OH)2     = MXV

               = 20 mL x 0,1 M

               =  2 mmol

 

 

 

2CH3COOH    +    Ca(OH)2                            Ca(CH3COO)2    +     2H2O

M

    5 mmol                2 mmol                                         -                           -

    4 mmol                2 mmol                                     2 mmol                    -

R

S

    1 mmol                     -                                           2 mmol                    - 

 

                  [H+]     = Ka x

                                    = 1x10-5 x  

                                    = 0,5 x 10-5

                                    = 5 x 10-6

                      pH       = -log [H+]

                                    = -log 5 x 10-6

                        pH       = 6-log 5

 

5.     Hitunglah perbandingan volum larutan NH4Cl dan NH3 0,1 M yang harus dicampurkan untuk membuat larutan buffer dengan pH = 8.

Kb NH3 = 1 x  -5.

Jawab :

-       Dik : V NH4Cl = a mL

         M NH4Cl = 0,1 M

         V NH3 = b mL

         M NH3 = 0,1 M

         pH = 8

-       Dit : Perbandingan V

-       Dij :

Mol NH4Cl          = MXV

               = 0,1 M x a mL

               =  0,1a mmol

Mol NH3              = MXV

               = 0,1 M x b mL

               =  0,1b mmol

 

 


   NH4            +        HCl      →                                               NH3Cl

M

   0,1 b                         -                                                     0,1 a

   0,1 a                      0,1 a                                                  0,1 a

R

S

0,1a-0,1b                 0,1 a                                                   0,1 a

 pH         = 8

POH      = 14-pH

              = 14-8

POH      = 6

[OH-]     = 10-6    


 


 

6.     Berapa gram Ca(CH3COO)2 harus ditambahkan ke dalam 100 mL larutan CH3COOH 0,1 M sehingga pH nya menjadi dua kali semula? 

(Ka CH3COOH = 1 x 10-5; H = 1; C = 12; O = 16; Ca = 40)

     

      Jawab :

-       Dik : Mr = 158

         V CH3COOH = 100 mL

         M CH3COOH = 0,1 M

         Ka CH3COOH = 1 x 10-5

         pH = 5-log 2

-       Dit : M Ca(CH3COO)2 dalam gram

-       Dij :


 

 

7.     Sebanyak 690 mg HCOOH dan 566 mg NaHCOO dilarutkan dalam air sehingga 100 mL larutan.  Ka HCOOH = 2 x 10-4.

a.          tentukanlah pH larutan tersebut.

b.         Jika ke dalam larutan ditambahkan 1 mL NaOH 0,5 M, berapakah pH larutan sekarang?

c.          Jika yang ditambahkan adalah 1 mL H2SO4 0,25 M, berapakah pH larutan jadinya?

Jawab :

-       Dik : m HCOOH = 690 mg

         m NaHCOO = 566 mg

         V H2O          = 100 mL

         Ka HCOOH = 2 x 10-4

-       Dit :

a)     pH larutan tersebut.

b)    Jika ke dalam larutan ditambahkan 1 mL NaOH 0,5 M,berapakah pH larutan sekarang?

c)     Jika yang ditambahkan adalah 1 mL H2SO4 0,25 M, berapakah pH larutan jadinya?

-       Dij :

 

 

 

TITRASI ASAM-BASA (REVIEW dan PENERAPAN 1, HAL 50)

Percobaan Ke-

Larutan HNO3

Larutan NaOH

           1                                        10 mL                                             18 mL

           2                                        10 mL                                            12 mL

 

1.       - Dik : V HNO3 : 50 Ml

            M NaOH : 0,2 M

              - Dit : Konsentrasi larutan HNO3

              - Dij :


2.       – Dik :  V CH3COOH = 25 mL

             M NaOH = 0,01 M

            Data hasil titrasi : a. V NaOH : 51 mL

                                            b. V NaOH : 49 mL

                                            c. V NaOH : 50 mL

- Dit : Konsentrasi CH3COOH

- Dij :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Klinomania dan Kiat-Kiat Produktif Selama Pandemi

Overthinking, Pikiran yang Akan Membunuhmu!